“Mereka (para dewa) menyadari bahwa manusia telah durhaka dan memutuskan untuk melenyapkannya. Ribuan puma keluar dari sarangnya dan melahap manusia yang memohon pertolongan kepada setan. Tetapi setan tersebut tetap tak bergeming oleh permohonan mereka. Melihat ini, Dewa Matahari Inti menangis. Air matanya berlimpah-limpah sehingga dalam 40 hari lembah itu banjir.” Demikianlah legenda Inca tentang Danau Titicaca.
Mengingat sebuah hipotesa (dugaan) antropologi yang mengakui adanya kemungkinan bahwa umat manusia prasejarah menikmati suatu perkembangan teknologi tingkat tinggi. Beberapa bukti memberikan kesan bahwa orang-orang kuno memperlihatkan keahlian dan teknologi yang secara signifikan lebih maju daripada apa yang kita bayangkan. Dukungan terhadap gagasan-gagasan ini banyak berasal dari lusinan temuan kota-kota kuno yang tenggelam di dasar laut yang tersebar di seluruh planet.
Kasus-kasus yang mengejutkan seperti bangunan-bangunan Yonaguni di lepas pantai Jepang atau “Mega City” yang tenggelam di temukan secara tak disengaja di lepas pantai timur Laut Kuba, yang selanjutnya memberikan petunjuk-petunjuk kepada para peneliti terhadap apa yang pernah dipertimbangkan sebagai satu-satunya mitologi geografis, yaitu dongeng seperti Atlantis, Mu atau Daratan Thule. Setiap beberapa tahun sistem temuan yang sudah lama tenggelam memberikan dukungan terhadap hipotesa (dugaan) kerajaan prasejarah ini.
(Epochtimes.co.id/pls)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar