Bangunan-bangunan Yonaguni
Penggolongan oleh beberapa ilmuwan bagi temuan arkeologi dari abad tersebut, bangunan-bangunan yang secara tak disengaja ditemukan orang-orang Jepang di Pantai Yonaguni mempunyai arsitektur kuno dalam bentuk pilar-pilar, segienam (hexagon), tangga-tangga, jalan-jalan raya besar, pasar-pasar beratap dan bahkan sebuah piramid yang bertingkat-tingkat.
Selagi hipotesa (dugaan) yang paling sederhana mendalilkan bahwa bangunan-bangunan Yonaguni adalah hasil dari adanya aktivitas gempa bumi pada daerah tersebut, ketepatan sudut-sudut dari batu-batu dan keteraturannya satu dengan yang lain mengesankan bahwa tempat ini menyimpan sisa-sisa sebuah kota yang tenggelam.
Bukti-bukti yang mendukung pendirian ini meliputi komposisi kimia dari batu-batu kapur (yang tidak secara alami ada pada daerah itu), dua lobang kira-kira 1.95 meter dalamnya terletak berdekatan dengan bangunan-bangunan itu, yang mana tidak seorangpun dari para ahli arkeologi berani menggolongkannya sebagai suatu formasi yang alami dan batu berbentuk oval yang kelihatannya bukan termasuk dalam kumpulan tersebut, tetapi menunjukkan suatu kejelasan di mana ujungnya menghadap ke utara. Seluruh Kota Yonaguni yang tenggelam diperkirakan akibat suatu bencana yang terjadi pada kurang dari 10.000 tahun yang lalu.
Arkeologi laut telah menjadi satu-satunya kemungkinan akademik pada 50 tahun yang lalu dengan diperkenalkannya peralatan selam. Menurut ahli arkeologi laut Dr. Nick Flemming, setidak-tidaknya 500 tempat di bawah permukaan air mengandung sisa-sisa dari beberapa bentuk bangunan buatan manusia atau artifak-artifak yang telah ditemukan tersebar di seluruh bola bumi. Beberapa perhitungan menunjukkan bahwa kira-kira seperlima dari tempat-tempat ini telah berusia lebih dari 3.000 tahun.
Pastinya sebagian tempat-tempat ini telah tersapu bersih oleh banjir, namun sebagian yang lain mungkin telah ditemukan yang mana tempat-tempat itu berada pada dasar laut melalui perpindahan tektonis. Sepertinya banyak tempat-tempat ini awal mulanya dibangun pada daratan yang padat dan kering, Bumi secara geografis mungkin sangat berbeda dibandingkan dengan apa yang kita ketahui dewasa ini. Sepertinya orang-orang ini telah berasal dari suatu zaman yang lebih lampau dibandingkan dengan apa yang kita pahami sebagai jatuhnya peradaban.
Jadi, apakah peradaban kita sekarang ini adalah peradaban umat manusia terbesar yang pernah diketahui, atau hanyalah sebuah ujung kecil di antara sekian banyak siklus yang terentang jauh sampai jauh lampau? Jawabannya bisa jadi ditemukan di dasar laut kita. (Epochtimes.co.id/pls)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar