Pada jaman Raja Hanwu, ada seorang pejabat yang bernama Dong Fangshuo. Pada suatu hari Han Wudi mendengar kabar bahwa di atas salah satu gunung ada semacam arak dewa, setelah diminum bisa awet muda. Kemudian ia mengutus orang ke gunung itu untuk mengambil arak tersebut.
Setelah arak dibawa pulang, Han Wudi melakukan puasa untuk membersihkan diri, menantikan hari yang baik untuk meminum araknya.
Dong Fangshuo adalah sastrawan ternama pada dinasti Han, merasa sangat tidak setuju dengan hal ini, akan tetapi dia tidak berani mengatakan secara terus terang. Untuk itu ia telah mencuri dan meminum seteguk arak.
Ketika Wudi mengetahui hal ini, ia menjadi sangat marah dan mengancam akan membunuh Dong Fangshuo. Saat itu Dong Fangshuo dengan tenangnya mengatakan, “Bila setelah minum arak dewa bisa tidak meninggal, maka meskipun baginda hendak membunuh hamba, hamba juga tidak akan bisa mati. Sebaliknya bila hamba bisa mati dibunuh, lalu apa gunanya arak dewa?”
Begitu mendengarnya, Han Wudi serta merta menjadi sadar. Dia mengetahui bahwa Dong Fangshuo sengaja menggunakan cara ini untuk mengingatkan dirinya, untuk tidak mempercayai takhayul ilmu awet muda.
Dia tidak hanya mempunyai niatan baik, apa yang dikatakan juga beralasan, maka dari itu dia hanya menanggapinya dengan tertawa, tanpa mengusutnya lagi.
Humor bisa mengurai kecanggungan, bahkan dapat menghindari bahaya. (edu.ocac.gov.tw/Minghui School/whs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar